Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

HADITS MUTAWATIR

HADITS MUTAWATIR Mutawwatir dari segi bahasa membawa maksud berturut2, tidak terputus. Iaitu Hadits "Perbuatan atau perkataan atau pengakuan (taqrir) Nabi saw yang diketahui oleh beberapa orang yang sampai kepada bilangan mutawatir, iaitu bilangan yang tidak mungkin pada fikiran kita bahawa mereka akan bermuafakat berbuat dusta tentang perkhabaran (Hadits) itu. Dan dari mereka yang tersebut sampai pula perkhabaran itu kepada orang lain yang dipercayai. Demikianlah pertalian penerimaan turun temurun itu sampai ke akhirnya." Mereka, kelompok perawi ini diketahui menurut kebiasaannya, tidak mungkin bersepakat untuk melakukan kedustaan, mereka jujur dan terpercaya. Jumlah perawi di sini, terdapat perbezaan di kalangan fuqaha Hadits, ada yg kata 12, ada yg kata 30 dsb. Contoh Hadits mutawatir itu ialah: "Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah ia menempatkan tempat duduknya di dalam neraka." [Riwayat Jama'ah dari Abu Hurairah - Hadits ini menurut k

PEMBAGIAN HADITS

P ebagian hadits 1. Pembahagian hadits dilihat dari segi sampainya kepada kita : a. Hadits Mutawatir Hadits mutawatir dibahagi menjadi mutawatir lafdzi dan mutawatir ma’nawi b. Hadits Ahad Hadits ahad dibahagi menjadi : - Hadits Masyhur - Hadits ‘Aziz - Hadits Gharib : gharib mutlaq dan gharib nisbi ====================== 2. Pembahagian hadits dilihat dari kuat dan lemahnya (masuk dalam pembahasan hadits ahad): a. Hadits Maqbul; terdiri dari : - Hadits shahih : shahih lidzaatihi dan shahih lighairihi - Hadits hasan : hasan lighairihi Pembahagian khabar maqbul dilihat dari yang dapat diamalkan dan tidak dapat diamalkan : - Al-Muhkam - Al-Mukhtalif b. Hadits Mardud; terdiri dari : - Hadits dha’if dan saudara-saudaranya. Pembahagian hadits dha’if : - Dha’if akibat cacat pada sanadnya (gugur sanadnya) : @ Keguguran secara dzahir : Mu’allaq, Mursal, dan Munqathi’ @ Keguguran secara tersembunyi : Mudallas dan Mursal - Dha’if akibat cacat pada rawi hadits : @ Maudhu’ @ Matruk @ Munkar @ Ma’ru

LONGSOR GEMPA BANJIR TSUNAMI (LGBT)

Gambar
Dari Abu Hurairah ra berkata; bersabda Rasulullah saw “Apabila kekuasaan dianggap keuntungan, amanat dianggap ghanimah (rampasan), membayar zakat dianggap merugikan, beiajar bukan karena agama (untuk meraih tujuan duniawi semata), suami tunduk pada istrinya, durhaka terhadap ibu, menaati kawan yang menyimpang dari kebenaran, membenci ayah, bersuara keras (menjerit jerit) di masjid, orang fasig menjadi pemimpin suatu bangsa, pemimpin diangkat dari golongan yang rendah akhiaknya, orang dihormati karena takut pada kejahatannya, para biduan dan musik (hiburan berbau maksiat) banyak digemari, minum keras/narkoba semakin meluas, umat akhir zaman ini sewenang-wenang mengutuk generasi pertama kaum Muslimin (termasuk para sahabat Nabi saw, tabi’in dan para imam muktabar). Maka hendaklah mereka waspada karena pada saat itu akan terjadi hawa panas, gempa,longsor dan kemusnahan. Kemudian diikuti oleh tanda-tanda (kiamat) yang lain seperti untaian permata yang berjatuhan karena terputus talinya (se

AL JARH WAT-TA'DIL

Al-Jarh  secara bahasa merupakan isim mashdar yang bererti luka yang mengalirkan darah atau sesuatu yang dapat menggugurkan ke ’adalah an seseorang (Lisaanul-Arab; kosa kata “Jaraha”). -  Al-Jarh  menurut istilah iaitu terlihatnya sifat pada seorang perawi yang dapat menjatuhkan ke ’adalah annya, dan merosakkan hafalan dan ingatannya, sehingga menyebabkan gugur riwayatnya, atau melemahkannya hingga kemudian ditolak. -  At-Tajrih  iaitu memberikan sifat kepada seorang perawi dengan sifat yang menyebabkan pendha’ifan riwayatnya, atau tidak diterima riwayatnya. -  Al-‘Adlu  secara bahasa adalah apa yang lurus dalam jiwa; lawan dari durhaka. Dan seorang yang ‘adil ertinya kesaksiannya diterima; dan At-Ta’dil ertinya mensucikannya dan membersihkannya. -  Al-‘Adlu  menurut istilah adalah orang yang tidak nampak padanya apa yang merosakkan agamanya dan perangainya, maka oleh sebab itu diterima beritanya dan kesaksiannya apabila memenuhi syarat-syarat menyampaikan hadits (iaitu : Islam, baligh

HADITS QUDSI

P erbedaan hadtis dan hadits qudsi Dalam kitab-kitab hadith didapati hadith Qudsi. Ulama' hadith mengatakan bahawa hadith Qudsi itu: ialah perkataan Nabi saw yang disebut dengan mengatakan Allah bertitah , disandarkan perkataan itu kepada Allah dan diriwayatkan daripadanya.  Kesimpulannya Hadith Qudsi: ialah titah Allah yang disampaikan kepada Nabi saw di dalam mimpi atau dengan jalan ilham, lalu Nabi saw menerangkan apa yang disampaikan itu kepada umatnya dengan ibarat atau susunan perkataannya sendiri serta menyandarkan kepada Allah; sedang hadith-hadith yang lain tidak demikian itu. Hadith Qudsi itu dinamakan juga Hadith Ilahi atau Hadith Rabbani.  Dan pernah pula dibezakan Hadith Qudsi dengan yang lainnya; iaitu segala hadith yang bersangkut dengan kebersihan atau kesucian zat Allah dan sifat-sifat kebesaran dan kemuliaanNya. [Kitab al-Dar al-Nadid min Majmu'ah al-Hafid]  Contoh Hadith Qudsi itu, Rasulullah saw bersabda:  "Firman Allah Ta'ala: Tiap-tiap amal anak A

MATNUL HADITS DAN SANAD HADITS

Sanad Hadits Sanad atau thariq ialah jalan yang dapat menghubungkan matnul hadits kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw. Misalnya, seperti kata Al-Bukhari: "Telah memberitakan kepadaku Muhammad bin Al-Mutsanna, ujarnya: 'Abdul Wahhab ats-Tsaqafi telah mengkhabarkan kepadaku, ujarnya: 'Telah bercerita kepadaku Ayyub atas pemberitaan Abi Qilabah dari Anas dari Nabi Muhammad saw., sabdanya, 'Tiga perkara, yang barang siapa mengamalkannya, nescaya memperolehi kelazatan iman. Yakni, (1) Allah dan rasul-Nya hendaklah lebih dicintai daripada selainnya. (2) Kecintaannya kepada seseorang tidak lain kerana Allah semata-mata, dan (3) keengganannya kembali kepada kekufuran, seperti keengganannya dicampakkan ke neraka'."  Maka, matnul hadits "thalasun" sampai dengan "an yuqdzafa finnar" diterima oleh Al-Bukhari melalui sanad pertama (Muhammad ibnul Mutsanna), sanad kedua (Abdul Wahhab ats-Tsaqafi), sanad ketiga (Ayyub), sanad keempat (Abi Qilabah) ,

GELAR PERAWI HADITS

Para imam hadis mendapat gelaran keahlian dalam bidang ilmu hadis sesuai dengan keahlian, kemahiran, dan kemampuan hafalan ribuan hadis beserta ilmu-ilmunya. Gelar keahlian itu ialah sebagai berikut. Amirul Mu'minin fil Hadits  Gelar ini sebenarnya diberikan kepada para khalifah setelah Khalifah Abu Bakar r.a. Para khalifah diberikan gelar demikian mengingat jawaban Nabi atas pertanyaan seorang sahabat tentang siapakah yang dikatakan khalifah, bahawa khalifah ialah orang-orang sepeninggalan Nabi yang sama meriwayatkan hadisnya. Pada muhaddisin pada masa itu seolah-olah berfungsi khalifah dalam menyampaikan sunah. Mereka yang memperoleh gelar ini antara lain Syu'bah Ibnul Hajjaj, Sufyan ats-Tsauri, Ishaq bin Rahawaih, Ahmad bin Hambal, Al-Bukhari, Ad-Daruquthni, dan Imam Muslim.  Al-Hakim Iaitu, suatu gelaran keahlian bagi imam-imam hadis yang menguasai seluruh hadis yang marwiyah (diriwayatkan), baik matan mahupun sanadnya dan mengetahui ta'dil (terpuji) dan tajrih (tercela

ISTILAH DALAM ILMU HADITS

I stilah istilah untuk hadits Kebanyakan para muhadditsin berpendapat bahawa istilah al-hadits, al-khabar, al-atsar, dan as-sunnah adalah sinonim, meskipun di sana-sini ada ulama yang membezakannya, namun perbezaan itu tidaklah prinsipal.  Misalnya, ada suatu pendapat yang membezakan bahawa pengertian al-hadits itu hanya terbatas pada apa yang datang dari Nabi Muhammad saw. saja, sedang al-khabar terbatas pada apa yang datang dari selainnya. Kerana itu, orang yang tekun kepada ilmu hadis saja disebut dengan muhaddits, sedangkan orang yang tekun kepada khabar disebut dengan akhbari.  Ada pula pendapat yang membezakannya dari segi umum dan khusus muthlaq, yakni tiap-tiap hadits itu khabar, tetapi sebaliknya bahawa tiap-tiap khabar itu dapat dikatakan hadits. Di samping ada pendapat yang mengatakan bahawa atsar itu ialah yang datang dari sahabat, tabi'in, dan orang-orang sesudahnya, juga ada pendapat yag mengatakan bahawa istilah atsar itu lebih umum penggunaannya daripada istilah had

MAA HUA AL HADITS

Pe ngertian hadits Para muhadditsin (ulama ahli hadis) berbeza pendapat di dalam mendefinisikan al-hadits. Hal itu kerana terpengaruh oleh terbatas dan luasnya objek peninjauan mereka masing-masing. Dari perbezaan sifat peninjauan mereka itu, lahirlah dua macam pengertian tentang hadis, iaitu pengertian yang terbatas di satu pihak dan pengertian yang luas di pihak lain.  Ta'rif (Definisi) Hadis yang Terbatas  Musthalah hadith ialah satu ilmu untuk mengetahui istilah-istilah yang digunakan dalam ilmu hadith. Orang yang mula menyusunnya ialah Qadhi Abu Mahmud al-Ramahramzi [Tahun 360 Hijrah].  Hadith menurut bahasa, ialah  pertama: Yang baharu,  Kedua: Perkhabaran,  Ketiga: Yang dekat atau yang belum lama.  Menurut istilah ahli hadith pula: ialah segala ucapan nabi, segala perbuatan dan segala keadaannya. Masuk ke dalam pengertian keadaannya, segala yang diriwayatkan dalam buku sejarah seperti hal keputraannya, tempatnya dan segala yang bertalian dengannya. Pengertian ini samalah den

HUKUM MEMPELAJARI HADITS DAN HUKUM ILMUNYA

Mengingat fungsi ilmu hadis sangat menentukan terhadap pemakaian nas sebagai pedoman beramal, tidak sedikit para ulama yang memberikan tanggapan atas ketentuan hukum mempelajari ilmu hadis.  Imam Sufyan Sauri berkata (ertinya), "Saya tidak mengenal ilmu yang lebih utama bagi orang yang berhasrat menundukkan wajahnya di hadapan Allah selain daripada ilmu hadis. Orang-orang sangat memerlukan ilmu ini, sampai kepada soal-soal kecil sekalipun, seperti makan dan minum, memerlukan petunjuk dari al-hadits. Mempelajari ilmu hadis lebih utama daripada menjalankan salat dan puasa sunah, kerana mempelajari ilmu ini adalah fardu kifayah, sedangkan solat sunah dan puasa sunah hukumnya sunnah."  Imam Asy-Syafii berkata, "Demi umurku, soal ilmu hadis ini termasuk tiang agama yang paling kukuh dan keyakinan yang paling teguh. Tidak digemari untuk menyiarkannya selain oleh orang-orang yang jujur lagi takwa, dan tidak dibenci untuk menyiarkannya selain oleh orang-orang munafik lagi celaka

IMAM ABU DAUD (Sejarah Ahli Hadits)

Nama lengkap Abu Dawud ialah Sulaiman bin al-Asy’as bin Ishak bin Basyir bin Syidad bin Amar al-Azdi as-Sijistani.Beliau adalah Imam dan tokoh ahli hadits, serta pengarang kitab sunan. Beliau dilahirkan tahun 202 H. di Sijistan. Sejak kecil Abu Dawud sangat mencintai ilmu dan sudah bergaul dengan para ulama untuk menimba ilmunya. Sebelum dewasa, dia sudah mempersiapkan diri untuk melanglang ke berbagai negeri. Dia belajar hadits dari para ulama yang ditemuinya di Hijaz, Syam, Mesir, Irak, Jazirah, Sagar, Khurasan dan negeri lainnya. Pengemba-raannya ke beberapa negeri itu menunjang dia untuk mendapatkan hadits sebanyak-banyaknya. Kemudian hadits itu disaring, lalu ditulis pada kitab Sunan. Abu Dawud sudah berulang kali mengunjungi Bagdad. Di kota itu, dia me-ngajar hadits dan fiqih dengan menggunakan kitab sunan sebagai buku pe-gangan. Kitab sunan itu ditunjukkan kepada ulama hadits terkemuka, Ahmad bin Hanbal. Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan bahwa kitab itu sangat bagus. Guru-gurunya

IMAM AN NAWAWI (Sejarah Ahli Hadits)

Beliau adalah Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria. Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Nawa, sebuah kampung di daerah Dimasyq (Damascus) yang sekarang merupakan ibukota Suriah. Beliau dididik oleh ayah beliau yang terkenal dengan kesalehan dan ketakwaan. Beliau mulai belajar di katatib (tempat belajar baca tulis untuk anak-anak) dan hafal Al-Quran sebelum menginjak usia baligh. Ketika berumur sepuluh tahun, Syaikh Yasin bin Yusuf Az-Zarkasyi melihatnya dipaksa bermain oleh teman-teman sebayanya, namun ia menghindar, menolak dan menangis karena paksaan tersebut. Syaikh ini berkata bahwa anak ini diharapkan akan menjadi orang paling pintar dan paling zuhud pada masanya dan bisa memberikan manfaat yang besar kepada umat Islam. Perhatian ayah dan guru beliaupun menjadi semakin besar. An-Nawawi tinggal di Nawa hingga berusia 18 tahun. Kemudian pada tahun 649 H ia memulai rihlah thalabul ilminya ke Dimasyq dengan menghadiri halaqah–halaq

IMAM AL BAIHAQI (Sejarah Ahli Hadits)

Imam Al Baihaqi, yang bernama lengkap Imam Al-Hafith Al-Mutaqin Abu Bakr Ahmed ibn Al-Hussein ibn Ali ibn Musa Al Khusrujardi Al-Baihaqi, adalah seorang ulama besar dari Khurasan (desa kecil di pinggiran kota Baihaq) dan penulis banyak buku terkenal. Masa pendidikannya dijalani bersama sejumlah ulama terkenal dari berbagai negara, di antaranya Iman Abul Hassan Muhammed ibn Al-Hussein Al Alawi, Abu Tahir Al-Ziyadi, Abu Abdullah Al-Hakim, penulis kitab "Al Mustadrik of Sahih Muslim and Sahih Al-Bukhari", Abu Abdur-Rahman Al-Sulami, Abu Bakr ibn Furik, Abu Ali Al-Ruthabari of Khusran, Halal ibn Muhammed Al-Hafaar, dan Ibn Busran. Para ulama itu tinggal di berbagai tempat terpencar. Oleh karenanya, Imam Baihaqi harus menempuh jarak cukup jauh dan menghabiskan banyak waktu untuk bisa bermajelis dengan mereka. Namun, semua itu dijalani dengan senang hati, demi memuaskan dahaga batinnya terhadap ilmu Islam. As-Sabki menyatakan: "Imam Baihaqi merupakan satu di antara sekian bany

IMAM TIRMIDZI (Sejarah Ahli Hadits)

Khazanah keilmuan Islam klasik mencatat sosok Imam Tirmizi sebagai salah satu periwayat dan ahli Hadits utama, selain Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan sederet nama lainnya. Karyanya, Kitab Al Jami', atau biasa dikenal dengan kitab Jami' Tirmizi, menjadi salah satu rujukan penting berkaitan masalah Hadits dan ilmunya, serta termasuk dalam Kutubus Sittah (enam kitab pokok di bidang Hadits) dan ensiklopedia Hadits terkenal. Sosok penuh tawadhu' dan ahli ibadah ini tak lain adalah Imam Tirmizi. Dilahirkan pada 279 H di kota Tirmiz, Imam Tirmizi bernama lengkap Imam Al-Hafiz Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Ad-Dahhak As-Sulami At-Tirmizi. Sejak kecil, Imam Tirmizi gemar belajar ilmu dan mencari Hadits. Untuk keperluan inilah ia mengembara ke berbagai negeri, antara lain Hijaz, Irak, Khurasan, dan lain-lain. Dalam lawatannya itu, ia banyak mengunjungi ulama-ulama besar dan guru-guru Hadits untuk mendengar Hadits dan kemudian dihafal dan dicatatnya den